Ada Apa Dengan Cinta #1


Written in 14/12/2014

Malam itu, malam jum’at. Tak seorang pun yang ada di kost. “ke mana lagi nih anak-anak?” ucap Risal mulai was-was. Semua ruangan pun dijelajahi, berharap dapat menemukan seorang. Akan tetapi, tetap saja hasilnya sama, NIHIL. Kosong, tak seorangpun yang ia temukan. Berkali-kali pesan singkat ia kirim akan tetapi tak terbalsa satupun. Telpon bejibun, dan tak satupun yang mendapat respon. Semakin lama, semakin dalam pula ketakutan yang dirasakan Risal. 
Dengan langkah pelan, di tengah gelapnya kost yang sejak maghrib tadi mendapat jadwal pedaman bergilir, dengan bantuan penerangan dari lampu senter HP andalannya, dia mencoba mencari letak pintu kost. “waduuuuhh!!!”, sial bagi Risal, kakinya bergulat dengan kaki meja. Raut mukanya pun terlihat lucu. Dengan semua rasa yang ia miliki pada malam itu, takut, was-was, dan sakit yang baru saja ia dapatkan, telah membulatkan tekadnya untuk keluar dari kost. 3 menit kemudian berhasil juga dia keluar dari “Penjara Hitam nan Gelap” yang telah mebuat kakinya berubah ukuran.
 
Di luar kost pun hanya gelap yang ia dapati. Sepertinya pemadaman listrik malam itu dilakukan serentak oleh pihak PLN. Dengan jalan yang sedikt pincang, Risal mencoba keluar dari pintu gerbang Kost. Masih dengan bantuan lampu senter HP, ia menyusuri lorong sempit depan kostnya.  Berharap dapat menemukan  seseorang. Jalannya pun semakin lama semakin lucu kelihaatan. Beda tipis dengan suster ngesot.
 
”gara-gara tidur abis maghrib tadi, begini deh jadinya.” Gerutu Risal dalam hati.
Memang betul, semua hal yang terjadi dan yang menimpanya malam itu tidak terlepas dari keputusannya untuk tidur ketika shalat maghrib tadi. Semua teman kost-nya tiba-tiba menghilang entah ke mana setelah ia bangun.
Perlahan ia melihat jam tangan di tangan kirinya, masih dengan bantuan  lampu senter HP yang ia miliki. “pukul 20.30”. ucapnya dalam hati.  Semakin jauh ia melangkah, semakin sepi ia rasa. Sesekali bulu kuduknya pun merinding. Sepertinya pemadaman bergilir malam itu telah membuat orang-orang kompleks malas untuk berkeliaran. Bahkan pos kamling yang malam-malam sebelumnya tidak pernah sepi, tiba-tiba jadi sepi malam itu. Ketakutan Risal pun semakin menjadi. Pikiran dan fantasi “ongolnya”* mulai bermunculan.  (*istilah gaul anak muda Bugis, artinya Bodoh).
“bagaimana kalau ada kuntilanak yang mengiktui saya?”
“Bagaiamana kalau tiba-tiba di depan saya ada tuyul yg berlarian”
“bagaiamana kalau tiba-tiba ada mobil yang tidak bersopir melintas di depan saya?”
Dan masih banyak lagi pikiran-pikiran Ongol yang tentu saja semakin menambah ketakutannya malam itu.
Takut semua fantasinya menjadi kenyataan, akhirnya dia memutuskan untuk mampir di pos kamling. Masih dengan rasa takut yang begitu besar, dia kemudian duduk di pos kamling. Sesekali mencoba memberanikan diri untuk berbaring dan memejamkan mata, namun tak pernah berhasil. Tampaknya, Rasa takutnya berhasil mengalahkan rasa ngantuk dan lelahnya. 
Tak pernah sekalipun ia berhenti berdoa agar pemadaman lampu berakhir segera. Karena Ia sadar kalau pemadaman listrik malam itu lah yang menjadi sumber malapetaka baginya. 
Hampir setengah jam Ia beruji nyali di pos kamling, akhirnya doanya pun terkabul. Lampu menyala. Habis gelap terbitlah terang. Senyum sedikit demi sedikit mulai terlihat di bibir RISAL.  Tanpa pikir panjang, Ia langsung meninggalkan pos, dan kembali ke kost. 
Emosi campur kelegaan  pun ia rasakan setelah sampai di kost dan mendapati  semua teman-teman kostnya tengah duduk santai di kursi tamu, sambil terbahak-bahak. Dalam hati Risal sudah menebak, “Objek tertawaan mereka Pasti saya, Pria Korban keganasan Malam Gelap”.
“kalian dari mana saja tadi?” tanya Risal dengan nada sedikit Tinggi, seolah mencoba menembunyikan ketakutan terhadap apa yang baru saja ia alami.
Bukan mendapat jawaban, semua justru tertawa. Risal semakin KACAU dalam hatinya, Ingin sekali Ia marah, tapi tidak ada gunanya. Insgin Ia diam, tambah makan hati.  Tanpa berkata-kata lagi, Risal langsung melangkah pergi, menerobos tawa dari semua temannya.
“Awaaasss kalian, tunggu saja pembalasanku” ucapnya dalam hati.
“Mau ke mana sal?” Tanya Yusril penasaran.
Risal tetap diam, tanpa menjawab, Ia melanjutkan langkahnya. Sesampai di depan kamar kostnya, pintunya pun dibuka perlahan, tanpa menoleh ke teman-temannya, ia langsung masuk kamar dan mengunci pintunya. Dari luar masih terdengar suara Yusril berteriak memanggil. Sekali-kali terdegar pula suara orang menangis.  Seolah mau menguji nyali Risal saat itu. Tak satupun yang digubris oleh Risal, hanya HENING dalam kamar.

(Bersambung....) 

Terima kasih telah membaca Ada Apa Dengan Cinta #1. Jangan lupa tinggalkan komentar dan saran. Semakin banyak komentar dan saran, In Sya Alla Ada Apa Dengan Cinta #2 akan diposting secepatnya.

9 komentar:

Unknown mengatakan...

mantaap. cerpen blog Risal Mursalim sastraku sastramu (sastrata) sangat kreatif. jdi tidak sabar mau baca lanjutannya.

ahmad mengatakan...

ceritanya ngegantung. sumpah, jadi gak sabar mau baca cerita selanjutnya. makasih sastraku sastramu untuk cerpen ada apa dengan cinta.

Himaprodi bahasa inggris mengatakan...

terima kasih sudah mampir di blog risal mursalim, sastraku sastramu, sastrata. semoga bermanfaat.

Admin mengatakan...

terima kasih cerpen ada apa dengan cinta risal mursalim. jangan lupa mampir di Iseng2magic.blogspot.com untuk menemukan artikel unik dan menarik.

mr. X mengatakan...

bahasanya menarik. tpi menggantung.

Kumpulan sastra mengatakan...

makasih artikelnya mas. jangan lupa mampiir di Blog kumpulan sastra dapatkan puisi, Cerpen Ada Apa dengan cinta ditulis oleh risal mursalim dan coa juga mampir di Kumpulan Artikel unik

Unknown mengatakan...

hehehehe kaciank dibuli
penasaran dgn lanjutanx secepatnya di posting yea!!!!!

Admin mengatakan...

Hehehe.. iya. Secepatnya di posting. Makasih udah mampir.

obat Cepat Langsing mengatakan...

Cerpennya bagus sekali gan , saya suka ..

Posting Komentar

jangan lupa tinggalkan komentar dan saran Anda.