LIKU HIDUP


Jauh kumelangkah menaruh jejak
Berharap bahagia bisa kujemput
Bahagia yang tak menaruh jejak
Dan tak akan berujung jejak

Dunia tak lagi tersenyum
Melihat malam tak berganti embun
Dunia tak sanggup lagi tertawa
Mendengar burung tak berkicau

Hampa,
Semua ketidak pastian
Bingung,
Semua serba kemunafikan

Yaa... Liku kehidupan

IBU


Ibu...
Laksana embun di pagi hari,
adalah kasih sayangmu
selalu menyejukkan hentak langkah kami
dengan penuh ikhlas, kau sirami jiwa kosong kami
tak pernah terucap lelah di bibirmu
tak pernah pula hatimu bergelut dengan kami
karena kami tahu, engkau sayang

Ibu...
Laksana awan di siang hari, adalah putih cintamu
selalu menjaga hembus nafas kami
dan ketika dunia semakin gelap, engkau menuntun kami
berjalan dengan cahaya kasih,
meraba dengan tali cinta
lembut suaramu redam gundah kami

Ibu...
Kami sadar., tidak akan ada
sunggingan senyum tanpa hadirmu
kami sadar, beribu duri telah kami tancap di hatimu
dan kami sadar, hanya puluhan maaf yang terucap

melalui goresan pena ini, kami bersuara
andaikan waktu dapat kami putar
kami ingin kembali saat-saat itu
kembali di saat kami tidak indahkan nasihatmu
kembali di waktu kami bersilat lidah denganmu
kembali di kala kami ucap kata Ah
dan kembali di saat kami menancap duri khianat di hatimu.

Kurangkai berjuta kata maaf
kan kukalungkan di hatimu yang penuh luka
kunyanyikan lagu kasih
kan kudendangkan di telinga sucimu

Melalui titik-titik tinta ini
kami tulis dan lukiskan maaf
maaf putih dari kami, 
Manusia yang sering menyakitimu


Sebuah puisi yang bercerita tentang curhatan seorang Anak yang memiliki penyesalan luar biasa terhadap apa yang telah dilakukan terhadap ibunya. semoga kita tidak termasuk di dalamnya.

MEREKA DATANG


Di sudut jalan yang sepi itu, mereka datang
Ya...datang dengan senyum
Tak ada benci di wajah mereka

Satu per satu mereka merangkulku
"kami datang untukmu"
Mereka datang? Tapi siapa mereka?

Kutatap dalam-dalam wajah mereka,
Tak ada yang biasa bagiku
Hampir kukira rasul,
Ya...hampir sempurna

Mereka menarikku
"kami datang, ayo ikut kami"
Mereka datang? Tapi untuk apa?

Kemudian kuikuti saja langkah mereka,
Perlahan kumenjauh dari sudut jalan kotor dan sepi itu
Tempat itu semakin jauh dariku

Kini aku tahu untuk apa mereka datang
Mereka datang untuk kami,
Untukku dan untuk mereka


Sebuah puisi yang bercerita tentang seseorang yang bertarung melawan kerasnya hidup.