Ada Apa Dengan Cinta #2

Written in 21/12/2014
Masih dengan muka lusuh, Risal membuka pintu kamarnya, teman-temannya yang lain masih tampak pulas di atas kursi tamu. Tanpa menggangguu teman-temannya, Ia kemudian ke kamar mandi dan mencuci muka. Seperti  biasa, karena hari itu Jum’at, berarti jadwal bersih-bersih menjadi tugas risal. Ruang tamu, dapur, kamar mandi, dan semua ruangan pun ia bersihkan. Bunga-bunga yang ada di taman juga tak luput dari. Satu per satu ia sirami. Memang bukan rahasia lagi, kalu IBU KOST adalah penggemar bunga-bunga. Segala macam bunga Ia simpan di depan kost. Bahkan tak jarang ibu kost harus menjaul sebagian tanamannya ke tetangga ketika tempat sudah tidak mencukupi. Pagi itu, bakat TUKANG KEBUN Risal sangat terlihat.
“Risal!” panggil seseorang.
Risal hanya celingak celinguk mencari dari mana asal suara itu.
“Risal!!” sekali lagi terdengar suara panggilan itu.
Risal kemudian melangkah keluar pintu gerbang, setelah memastikan bahwa suara itu berasal dari Luar.
“Ehhh, Kamu Cha. Kirain siapa?” ucap Risal setelah melihat Cacha, Teman kampusnya, di seberang jalan depan kostnya.
Cacha merupakan teman satu ruangan Risal di kampus, dia sama seperti Risal. Tinggal di kost-kostan. Kebetulan kompleks yang mereka tempati adalah kompleks yang dibanjiri oleh rumah kost-kostan untuk mahasiswa. Dan kebetulan juga kost-kostan mereka saling berhadapan, hanya terpisah oleh jalan
 “Kmu ga ke kampus Sal?” tanya Cacha
“ yah mau lah Cha, kan kita ada MID SPEAKING hari ini.”
“serius sal? Baru tahu saya” Cacha sedikit terkejut dengan info Risal.
“Iyya.. seriusss. Minggu lalu Mr. Taslim ngasih info di kelas.”
“waduuuuhhh... Mampusss saya Sal.” Cacha tambah Terkejut.
“Kenapa?”
“Saya ga Pernah belajar Sal’ muka cacha terlihat ketakutan.
“nanti  kamu duduk di dekat saya yaa” lanjut Cacha.
“iyyaaa... iyaaa.. nanti bisa diatur.”Ucap Risal Cuek, sambil menaikkan jempol tangannya.
“janji yaaa??”
“Iyyaaa,,,” jawab risal singkat.
Cacha terlihat sedikit lega.
“Ya sudah saya masuk dulu yaaaa.. mau mandi, siap-siap ke kampus.” Kata cacha sambil memperlihatkan muka centilnya di depan Risal.
“Ya sudah.. mandi sana.. saya juga mau siap mandi nih, tinggal tunggu kerjaan beres”.

Cacha tersenyum dan  kemudian masuk Rumah. Risal kembali sibuk dengan bunga-bunganya. 

(Bersambung)

Terima kasih telah membaca cerpen Ada Apa Dengan Cinta #2. Semoga menghibur. In Sya Allah Ada Apa dengan cinta #3 akan diposting secepatnya. Tergantung permintaan sahabat-sahabat pembaca.

Contact me On Facebook and Twitter

IBU

 

Ibu
Betapa besar kasihmu
Sungguh mulia hatimu

Sebening tetesan embun pagi
Secerah sinar mentari
Kehangatan merasuk dari dekapan

Kupandangi raut wajah ibu
Penuh dengan harapan
Harapan
Kelak anakmu ini menjadi sosok yang membanggakan

Betapa besar budimu
Berapa banyak doamu
Hanya untukku

Oh ibuku
Engakau wanita tegar
Yang tak perna meneteskan air mata pilu di hadapanku
Tak perna mengeluh atas tingkahku
Tingkah durhaka anakmu ini

Maafkan aku yang bodoh ini
Aku yang selalu menggores kepedihan
Luka dan duka di hati ibu

Pengorbananmu tanpa balas jasa
Apakah balasan yang pantas untuk sosok wanita yang mengandungku
Melahirkanku
Merawatku
Membesarkanku
Dengn kelembutan kasih
Tanpa keluh dan kesah
Siang malam penuh derita
Demi diriku

DIAM



Saat rasa itu tiba
Kabut menyelimuti hati
Putih berselubung dalam jiwa
Terpenjara  oleh rasa
Rantai mengurung daku
Pada penjara kematian

Dalam diamku termenung
Bibirku bungkam dari suara tangis
Menyeka luka kepedihan

Bulan menanti matahari runtuh
Selalu..
Tapi mengapa bulan tak sanggup menunggu sapa candaku?

Reruntuhan pilu membuatku diam
Diam dalam tafakur
Secercah sinar tak mampu ku terima
Ku telah kehilangan makna

Tapi…
Latar cinta ini akan kutulis dan ku kenang
Sebagai lengan sejarah
Dalam diam galau kebenaran

DEKAPAN ALAM


Sadarkan dirimu!
saat alam telah berbicara
bagaiman kaum menindasnya
jeritannya begitu nyata
terdengar begitu memilukan
tingkah siapa?
laku siapa?
hingga semilir angin membawa luka
tak tertaan rayuan sang hijau
gemuruh berdentuman
gunungpun tak sanggup menahan nafasnya
hingga tangis membakar hati dan jiwa
oh alam, engkau telah menyampaikan salam kepedihan
kepada kami yang tak bisa merangkai pesonamu
akan kah kami sadar dengan semua ini?
ataukah sebagian kami apatis dan masa bodoh?
sungguh hasrat dan rayuan laknat telah membelenggukan
dalam kebejatan dan ketidakpeduliann


LAUTAN CINTA


Cinta, itu kau dengan penuh cerita
Itulah kau dengan pesona
Dekapanmu nyata terasa
Siapapun rasakan belaianmu
Siapapun menanti kasihmu
Daku ingin mengejawantahkanmu
Inginku kupersembahkan hidup penuh cinta
Cinta Oleh-Nya padaku

Cinta, semua orang memujimu
Namun cinta,
Salahlah mereka yang menyalahkan artimu
Hinalah mereka yang menghinakanmu

Cinta, kau anugerah sang maha Cinta
Kau suci lebih putih dari gumpalan salju
Lebih tenang dari muara sungai
Lebih kuat dari gemuran ombak
Lebih tegar dari batu karang
Kau, begitu bersemangat melebihi kobaran api

Cinta,
Kau hidupkan yang mati,
Ka matikan yang hidup
Keindahan adalah kehidupan itu sendiri
Hidup yang penuh kata cinta.



Ada Apa Dengan Cinta #1


Written in 14/12/2014

Malam itu, malam jum’at. Tak seorang pun yang ada di kost. “ke mana lagi nih anak-anak?” ucap Risal mulai was-was. Semua ruangan pun dijelajahi, berharap dapat menemukan seorang. Akan tetapi, tetap saja hasilnya sama, NIHIL. Kosong, tak seorangpun yang ia temukan. Berkali-kali pesan singkat ia kirim akan tetapi tak terbalsa satupun. Telpon bejibun, dan tak satupun yang mendapat respon. Semakin lama, semakin dalam pula ketakutan yang dirasakan Risal. 
Dengan langkah pelan, di tengah gelapnya kost yang sejak maghrib tadi mendapat jadwal pedaman bergilir, dengan bantuan penerangan dari lampu senter HP andalannya, dia mencoba mencari letak pintu kost. “waduuuuhh!!!”, sial bagi Risal, kakinya bergulat dengan kaki meja. Raut mukanya pun terlihat lucu. Dengan semua rasa yang ia miliki pada malam itu, takut, was-was, dan sakit yang baru saja ia dapatkan, telah membulatkan tekadnya untuk keluar dari kost. 3 menit kemudian berhasil juga dia keluar dari “Penjara Hitam nan Gelap” yang telah mebuat kakinya berubah ukuran.
 
Di luar kost pun hanya gelap yang ia dapati. Sepertinya pemadaman listrik malam itu dilakukan serentak oleh pihak PLN. Dengan jalan yang sedikt pincang, Risal mencoba keluar dari pintu gerbang Kost. Masih dengan bantuan lampu senter HP, ia menyusuri lorong sempit depan kostnya.  Berharap dapat menemukan  seseorang. Jalannya pun semakin lama semakin lucu kelihaatan. Beda tipis dengan suster ngesot.
 
”gara-gara tidur abis maghrib tadi, begini deh jadinya.” Gerutu Risal dalam hati.
Memang betul, semua hal yang terjadi dan yang menimpanya malam itu tidak terlepas dari keputusannya untuk tidur ketika shalat maghrib tadi. Semua teman kost-nya tiba-tiba menghilang entah ke mana setelah ia bangun.
Perlahan ia melihat jam tangan di tangan kirinya, masih dengan bantuan  lampu senter HP yang ia miliki. “pukul 20.30”. ucapnya dalam hati.  Semakin jauh ia melangkah, semakin sepi ia rasa. Sesekali bulu kuduknya pun merinding. Sepertinya pemadaman bergilir malam itu telah membuat orang-orang kompleks malas untuk berkeliaran. Bahkan pos kamling yang malam-malam sebelumnya tidak pernah sepi, tiba-tiba jadi sepi malam itu. Ketakutan Risal pun semakin menjadi. Pikiran dan fantasi “ongolnya”* mulai bermunculan.  (*istilah gaul anak muda Bugis, artinya Bodoh).
“bagaimana kalau ada kuntilanak yang mengiktui saya?”
“Bagaiamana kalau tiba-tiba di depan saya ada tuyul yg berlarian”
“bagaiamana kalau tiba-tiba ada mobil yang tidak bersopir melintas di depan saya?”
Dan masih banyak lagi pikiran-pikiran Ongol yang tentu saja semakin menambah ketakutannya malam itu.
Takut semua fantasinya menjadi kenyataan, akhirnya dia memutuskan untuk mampir di pos kamling. Masih dengan rasa takut yang begitu besar, dia kemudian duduk di pos kamling. Sesekali mencoba memberanikan diri untuk berbaring dan memejamkan mata, namun tak pernah berhasil. Tampaknya, Rasa takutnya berhasil mengalahkan rasa ngantuk dan lelahnya. 
Tak pernah sekalipun ia berhenti berdoa agar pemadaman lampu berakhir segera. Karena Ia sadar kalau pemadaman listrik malam itu lah yang menjadi sumber malapetaka baginya. 
Hampir setengah jam Ia beruji nyali di pos kamling, akhirnya doanya pun terkabul. Lampu menyala. Habis gelap terbitlah terang. Senyum sedikit demi sedikit mulai terlihat di bibir RISAL.  Tanpa pikir panjang, Ia langsung meninggalkan pos, dan kembali ke kost. 
Emosi campur kelegaan  pun ia rasakan setelah sampai di kost dan mendapati  semua teman-teman kostnya tengah duduk santai di kursi tamu, sambil terbahak-bahak. Dalam hati Risal sudah menebak, “Objek tertawaan mereka Pasti saya, Pria Korban keganasan Malam Gelap”.
“kalian dari mana saja tadi?” tanya Risal dengan nada sedikit Tinggi, seolah mencoba menembunyikan ketakutan terhadap apa yang baru saja ia alami.
Bukan mendapat jawaban, semua justru tertawa. Risal semakin KACAU dalam hatinya, Ingin sekali Ia marah, tapi tidak ada gunanya. Insgin Ia diam, tambah makan hati.  Tanpa berkata-kata lagi, Risal langsung melangkah pergi, menerobos tawa dari semua temannya.
“Awaaasss kalian, tunggu saja pembalasanku” ucapnya dalam hati.
“Mau ke mana sal?” Tanya Yusril penasaran.
Risal tetap diam, tanpa menjawab, Ia melanjutkan langkahnya. Sesampai di depan kamar kostnya, pintunya pun dibuka perlahan, tanpa menoleh ke teman-temannya, ia langsung masuk kamar dan mengunci pintunya. Dari luar masih terdengar suara Yusril berteriak memanggil. Sekali-kali terdegar pula suara orang menangis.  Seolah mau menguji nyali Risal saat itu. Tak satupun yang digubris oleh Risal, hanya HENING dalam kamar.

(Bersambung....) 

Terima kasih telah membaca Ada Apa Dengan Cinta #1. Jangan lupa tinggalkan komentar dan saran. Semakin banyak komentar dan saran, In Sya Alla Ada Apa Dengan Cinta #2 akan diposting secepatnya.

SESAL


Hidup itu gunung, hidup itu hutan
Kita harus naik, kita harus menjelajah

Aku di gunung, aku di hutan
Mendaki sendiri, menjelajah sendiri

Gunung marah, hutan mengamuk
Aku terjatuh, aku tersesat
Terjatuh dalam lembah itu
Tersesat dalam dunia itu

Aku ingin naik, aku ingin cari jalan
Terlambat!
Hanya sesal yang ada