IBU


Ibu...
Laksana embun di pagi hari,
adalah kasih sayangmu
selalu menyejukkan hentak langkah kami
dengan penuh ikhlas, kau sirami jiwa kosong kami
tak pernah terucap lelah di bibirmu
tak pernah pula hatimu bergelut dengan kami
karena kami tahu, engkau sayang

Ibu...
Laksana awan di siang hari, adalah putih cintamu
selalu menjaga hembus nafas kami
dan ketika dunia semakin gelap, engkau menuntun kami
berjalan dengan cahaya kasih,
meraba dengan tali cinta
lembut suaramu redam gundah kami

Ibu...
Kami sadar., tidak akan ada
sunggingan senyum tanpa hadirmu
kami sadar, beribu duri telah kami tancap di hatimu
dan kami sadar, hanya puluhan maaf yang terucap

melalui goresan pena ini, kami bersuara
andaikan waktu dapat kami putar
kami ingin kembali saat-saat itu
kembali di saat kami tidak indahkan nasihatmu
kembali di waktu kami bersilat lidah denganmu
kembali di kala kami ucap kata Ah
dan kembali di saat kami menancap duri khianat di hatimu.

Kurangkai berjuta kata maaf
kan kukalungkan di hatimu yang penuh luka
kunyanyikan lagu kasih
kan kudendangkan di telinga sucimu

Melalui titik-titik tinta ini
kami tulis dan lukiskan maaf
maaf putih dari kami, 
Manusia yang sering menyakitimu


Sebuah puisi yang bercerita tentang curhatan seorang Anak yang memiliki penyesalan luar biasa terhadap apa yang telah dilakukan terhadap ibunya. semoga kita tidak termasuk di dalamnya.

1 komentar:

Admin mengatakan...

tolong komentarnya yaa

Posting Komentar

jangan lupa tinggalkan komentar dan saran Anda.